Mengapa “Financial Freedom” Sering Menjadi Tujuan, tapi Sulit Dicapai

Ali Abdaal, seorang mantan dokter yang kini menjalankan bisnis dan channel YouTube dengan tim sekitar 20 orang, membagikan pengalamannya tentang bagaimana mencapai kebebasan finansial. Ia mencontohkan seorang guru di umur 30-an—yang ingin jadi “financially free”—tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Berikut rangkuman poin-poin penting dan langkah praktisnya.


1. Tentukan Apa Arti Kebebasan Finansial Bagi Kita?

  1. Kenali motivasi pribadi.
    • Kebebasan finansial (financial freedom) bisa diartikan “punya pilihan bekerja atau tidak, tanpa khawatir tagihan harian.” Tetapi tiap orang berbeda.
    • Mungkin tujuannya agar bisa lebih santai bekerja 3 hari seminggu. Atau agar punya waktu lebih dengan anak. Atau mungkin ingin punya rumah tanpa cicilan.
  2. Kebebasan finansial adalah perasaan, bukan sekadar nominal.
    • Ada orang di pedesaan yang cuma butuh Rp10 juta sebulan untuk merasa “aman.”
    • Di sisi lain, seseorang di kota besar bisa merasa belum aman walau punya pemasukan jauh lebih besar.
    • Intinya: Temukan standar kebutuhan dan gaya hidup yang “cukup” untuk diri kita.
  3. Tetapkan nominal kasar.
    • Misal, “Aku mau Rp 20 juta/bulan, supaya bisa menabung plus bayar semua pengeluaran rutin tanpa stres.”
    • Angka ini bisa berubah seiring waktu (karena ambisi kita bisa bertambah), tapi minimal ada target awal.

Tips: Jangan hanya mengejar “1 Milyar di rekening” kalau ternyata yang kita butuhkan untuk bebas financial jauh lebih rendah (atau sebaliknya). Buat target realistis agar rencana jelas.

2. Periksa Jarak antara “Goal” & “Rencana”

Ali menggunakan kerangka GPS: Goal, Plan, System.

  1. Goal: Berapa pemasukan atau tabungan yang kita mau?
    • Contoh: “Ingin dapat Rp 200 juta/tahun.”
  2. Plan: Bagaimana rencana kita saat ini?
    • Jika pekerjaan sekarang hanya menghasilkan Rp 50 juta/tahun, sementara target 200 juta, jelas ada jarak.
  3. System: Sejauh mana kita konsisten menjalankan rencana?
    • Kalau “tidak punya rencana” atau “rencana tidak relevan dengan goal,” harus diubah.
    • Mau tidak mau, kita harus memilih: mengganti goal (diturunkan) atau mengganti rencana (strategi baru yang masuk akal).

Studi Kasus:

Seorang guru dengan gaji ±Rp 50 juta/tahun ingin Rp 200 juta/tahun dalam 8 tahun.

Jika tetap jadi guru, sulit tercapai. Mau tak mau, rencananya harus diubah: misal, buka bisnis atau cari karier dengan potensi lebih besar.

3. Kurangnya Pengetahuan: Tidak Tahu Jalan Mana yang Harus Ditempuh

Seringkali orang bilang “Mau kaya,” tapi:

  • Tak pernah baca 1 buku pun tentang cara menghasilkan uang atau soal entrepreneurship.
  • Tak pernah dengar podcast bisnis.
  • Tak punya mentor atau tak pernah belajar secara sistematis.

Analogi: Untuk jadi dokter, kita kuliah kedokteran, baca textbook, magang, dsb.

Tapi anehnya, banyak orang ingin “kaya,” tapi sama sekali tidak mau belajar soal “membangun bisnis,” “meningkatkan skill jual,” dsb.

Pesan: Menjadi pengusaha/menambah pemasukan adalah sebuah skill—bukan bakat lahir. Jadi, kita wajib “kuliah mandiri”: baca buku, dengar podcast, cari mentor.

3.1. Daftar Rekomendasi Bacaan & Podcast

Ali menyarankan empat buku berikut (semua tersedia dalam versi bahasa Inggris). Ini akan membantu kita paham “peta” entrepreneurship:

  1. The Millionaire Fastlane (MJ DeMarco).
  2. Million Dollar Weekend (Noah Kagan).
  3. $100M Offers (Alex Hormozi).
  4. Dotcom Secrets (Russell Brunson).

Juga empat podcast (dari Deep Dive Channel-nya Ali):

  1. Dua wawancara dengan Daniel Priestley (penulis “Key Person of Influence”).
  2. Wawancara dengan Robin Waite.
  3. Wawancara dengan Nicholas Cole.
  4. Wawancara dengan Cody Sanchez.

Ali yakin, dengan membaca buku-buku dan podcast tersebut, kita akan mendapat “firmware update”—yaitu wawasan bahwa ada banyak pilihan atau “jalur” untuk meraih Rp 200 juta/tahun (atau berapa pun target).

Kita jadi lebih paham model bisnis, strategi penjualan, cara scaling usaha, dsb.

4. “Tidak Ada Waktu” Bukan Alasan

  1. Gunakan audiobook & podcast:
    • Saat commuting, mencuci piring, olahraga, sambil jalan kaki.
    • Jangan nonton TV/Netflix berjam-jam, ganti dengan audiobooks setidaknya 30-60 menit sehari.
  2. Stop menghabiskan waktu untuk sesuatu yang dampaknya 0
    • Kalau serius mau kebebasan finansial, cobalah kurangi scrolling media sosial.
    • Ganti dengan: “Belajar sambil jalan” (listen audiobook), “Belajar sambil masak,” dsb.
  3. Day job bukan halangan
    • Kita bisa jadikan jam istirahat kantor atau sisa jam “istirahat makan siang” untuk side hustle, riset, dsb.
    • Banyak “quiet moments” di pekerjaan utama yang dapat dimanfaatkan.

5. Jaga Kesehatan & Keseimbangan Hidup

  1. Anggaplah diri kita “atlet” di bidang bisnis.
    • Jaga stamina (tidur, olahraga), nutrisi, mental.
    • Pekerjaan sampingan (side hustle) dan pertumbuhan karier harus seiring dengan menjaga hubungan, keluarga, dan hobi. Jangan korbankan segalanya.
  2. Kurangi hal-hal toxic
    • Jangan menonton 5-6 jam Netflix per hari atau nongkrong tiap malam tanpa tujuan.
    • Kalau targetnya memang “finansial,” maka kita perlu “latihan” dan “jam terbang” di dunia entrepreneur, bukan berlama-lama di Netflix.
  3. Bersenang-senang dalam “perjalanan”
    • Menurut Ali, mengejar kebebasan finansial itu ibarat “main game.” Selalu ada level-level berikutnya.
    • Ciptakan “rasa bahagia” ketika membangun bisnis supaya kita konsisten dan tidak cepat burnout.

6. Bergabung & Belajar Bersama Komunitas Positif

  1. Rata-rata 5 orang terdekat
    • Kita adalah cerminan orang-orang di sekitar. Carilah teman yang sama-sama berambisi menambah income.
    • Misal: adakan “dinner meetup” bareng teman yang ingin punya side hustle.
  2. Konten diet
    • Selain teman, “paparan konten” juga penting.
    • Minimal 1 jam sehari, konsumsi video, buku, atau podcast berkaitan bisnis atau money-making.
  3. Tingkatan selanjutnya
    • Kalau sudah di level 0 (nol) ke 1 (mulai cari 10 jutaan sebulan), kita belajar resource-level 1.
    • Kalau sudah mulai jalan, perlu event mastermind, event workshop, coach, dsb. Step by step seiring perkembangan.

7. Ingat Bahwa Tujuan Bukan Hanya “Pencapaian Angka,” Tapi Menikmati Proses

  1. Kebebasan finansial pun akan terasa “kurang” jika tak disertai kepuasan batin.
  2. Tak sedikit orang dengan puluhan juta dolar masih merasa was-was, belum “merdeka” secara mental.

Kata Ali: “Pada akhirnya, jangan lupa bersenang-senang. Seperti main game, selalu akan ada level selanjutnya.”

Ringkasan: Langkah Praktis dari Ali

  1. Tentukan alasan “Kenapa”
    • Apa yang “financial freedom” berikan yang tak kita miliki sekarang? Pastikan alasannya jelas dan realistis.
  2. Tentukan target nominal + rentang waktu
    • Contoh: “Ingin mengumpulkan Rp1 Milyar dalam 5 tahun” atau “Ingin punya pasif income Rp 20 juta/bulan.”
  3. Periksa apakah “plan” kita sinkron dengan goal
    • Kalau gaji Rp 5 juta/bulan tapi target mau Rp 20 juta/bulan, jelas ada gap. Mau ubah goal atau rencana?
  4. Tambah pengetahuan bisnis & uang
    • Baca 4 buku tadi (MJ DeMarco, Noah Kagan, Alex Hormozi, Russell Brunson).
    • Dengarkan podcast recommended (Dan Priestley, Robin Waite, Nicholas Cole, Cody Sanchez).
  5. Hentikan alasan “tidak ada waktu”
    • Manfaatkan audiobook/podcast di waktu selip (commute, masak, olahraga).
    • Kurangi nonton TV, medsos berjam-jam.
  6. Jaga kesehatan dan mindset
    • Seimbangkan fisik, mental, emosional. Kita ini “atlet bisnis.”
    • Lakukan side hustle.
  7. Bergabung dengan orang sejalan
    • Cari komunitas, teman, acara, dan tontolah konten2 yang mendukung.
  8. Nikmati perjalanan
    • Setiap level akan membuka level baru. Hargai proses, bukan cuma hasil akhir.

Kesimpulan: Kebebasan finansial itu bisa dicapai, asal mau mempelajari “peta” (caranya) dan mengeksekusi langkah-langkah yang tepat. Kalau kita tak sanggup keluar dari zona nyaman (misalnya menukar jam Netflix demi jam “belajar bisnis”), mungkin lebih bijak kalau menurunkan target. Tetapi kalau kita benar-benar serius, maka gunakan waktu untuk menyerap ilmu, menjaga kesehatan, dan membangun bisnis tanpa mengorbankan segalanya.

@erwinsnada | 0818 750 500

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *