💡 “Perubahan tidak dimulai dari tindakan, tapi dari cara berpikir.” — John Assaraf
John Assaraf bukan hanya seorang wirausahawan sukses. Ia adalah “brain whisperer”—seseorang yang telah mengubah hidup ribuan orang dengan satu pendekatan sederhana namun revolusioner: melatih otak agar sejalan dengan impian. Lewat NeuroGym, ia menyatukan ilmu neurosains dan pengembangan diri dalam format yang bisa diterapkan oleh siapa pun.
Wawancara ini menggali lebih dalam soal:
- Bagaimana trauma masa kecil mempengaruhi pola pikir kita
- Cara membangun kebiasaan dan keyakinan baru
- Strategi konkret untuk mengalahkan rasa takut, keraguan, dan penundaan
1. Dari Anak Bermasalah ke Milyuner: Transformasi Dimulai dari Satu Pertanyaan
Saat remaja, John hanyalah anak 19 tahun yang bermasalah dengan hukum, merasa tidak cerdas, dan tidak punya harapan. Tapi hidupnya berubah drastis setelah satu pertemuan dengan mentor bernama Alan Brown.
💬 Pertanyaan yang mengubah hidupnya:
“Apakah kamu hanya tertarik untuk mencapai tujuan ini, atau kamu berkomitmen?”
Bedanya:
- Jika hanya tertarik, kamu akan terus mencari alasan, menyalahkan masa lalu, dan mencari kenyamanan.
- Jika berkomitmen, kamu siap melepas cerita lama, kebiasaan buruk, dan mulai membangun dirimu dari nol.
2. Visualisasi, Afirmsi, dan Perubahan Otak: Sains di Balik “Innercise”
Alan Brown mengajarkan John teknik yang kemudian terbukti kuat secara neurologis. Teknik itu meliputi:
✅ Menulis tujuan secara detail
John menuliskan keinginan dari aspek keuangan, kesehatan, relasi, gaya hidup.
✅ Membaca dan menyentuh tulisan itu setiap hari
Dengan menyentuh kata demi kata, ia mengaktifkan berbagai indra — teknik ini disebut multisensory encoding yang membantu otak menyerap lebih dalam.
✅ Visualisasi dan Emotionalization
Setelah membaca, ia menutup mata dan membayangkan hidup yang ia inginkan. Ia diminta merasakan seolah-olah itu sudah nyata.
📌 “Pada awalnya otakku menolak. Tapi saya terus ulangi sampai otak saya percaya bahwa itu nyata.”
3. Cara Membangun Keyakinan Baru dan Melepas yang Lama
Menurut Assaraf, keyakinan (beliefs) adalah sekumpulan sel otak (neural patterns) yang terbentuk karena pengulangan, bukan kebenaran absolut.
💡 “Kita tidak dilahirkan dengan keyakinan. Semua keyakinan kita—tentang uang, cinta, diri sendiri—adalah hasil pengulangan dari lingkungan.”
Cara membentuk keyakinan baru:
- Tuliskan keyakinan yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan (misalnya: “Saya layak sukses”).
- Dengarkan setiap hari.
- Rasakan emosi yang kuat saat membayangkannya.
- Ulangi selama 66–365 hari (proses terbentuknya kebiasaan dan keyakinan baru).
📌 Otak akan secara otomatis memperkuat pola baru ini jika kamu konsisten, dan akan menghapus pola lama karena tidak lagi aktif.
4. Mengalahkan Takut dan Penundaan dengan Innercise
Saat rasa takut atau keraguan muncul, jangan lawan langsung. Lakukan dua innercise pertama ini:
1. Take Six: Calm the Circuits
Tarik napas dalam-dalam 6 kali seperti melalui sedotan. Ini menenangkan pusat stres di otak (amigdala), dan mengembalikan aliran darah ke bagian otak yang rasional (prefrontal cortex).
2. AIA (Awareness – Intention – Action)
- Awareness: Apa pikiran dan perasaan saya saat ini?
- Intention: Apa niat saya?
- Action: Apa satu tindakan kecil yang bisa saya ambil sekarang?
💬 “Satu tindakan kecil menurunkan alarm otak, dan kamu mulai bergerak.”
5. Hancurkan Cerita Lama, Bangun Cerita Baru
Assaraf percaya kita semua hidup dalam cerita: cerita soal siapa diri kita, apa yang bisa kita capai, dan apa yang tidak.
📌 Setiap cerita punya:
- Keyakinan yang mendukungnya
- Kebiasaan yang memperkuatnya
- Lingkungan yang memperjelasnya
Tanya dirimu: “Siapa saya dengan cerita yang berbeda?”
6. Alat Visual yang Membentuk Pikiran: Vision Board, Accomplishment Board, dan Crap Board
Assaraf menggunakan tiga papan sebagai bagian dari ritual pelatihan otak.
✅ Vision Board
Gambar atau kata-kata visual tentang impian dan tujuan masa depan. Digunakan untuk memicu motivasi dan pengulangan visual.
✅ Accomplishment Board
Bukti nyata pencapaian masa lalu. Letaknya di lantai lemari, agar terlihat setiap kali ia memakai sepatu. Untuk mengingatkan bahwa sukses butuh proses, dan ia pernah berhasil.
✅ C.R.A.P. Board
Berisi:
- Conflict: Masalah yang sedang dihadapi
- Resistance: Hal yang menahan diri untuk maju
- Accomplishment: Sebagai penguat motivasi
- Procrastination: Pola atau penyebab kebiasaan menunda
📌 Fungsinya: mengeluarkan “kekacauan otak” ke atas kertas agar bisa dianalisis oleh otak rasional. From chaos to clarity.
7. Neurosains Praktis untuk Siapa Pun
Assaraf menekankan bahwa semua orang punya otak dengan “mesin” yang sama, tapi hanya sebagian kecil yang tahu cara memakainya.
💬 “Emosi bukan musuh. Mereka hanya sinyal. Kalau kamu tahu cara menafsirkan dan merespon sinyal itu, kamu bisa mengendalikannya.”
Dan dengan alat seperti:
- Visualisasi yang konsisten
- Self-talk positif
- Ritual harian seperti “brush and prime”
- Manajemen emosi dan keyakinan …siapa pun bisa melatih otaknya untuk mendukung, bukan menghalangi, impiannya.
Kesimpulan: Perubahan Bukan Soal Keinginan, Tapi Sistem
📌 5 Inti Praktik ala John Assaraf:
- Tulis tujuan hidup dengan rinci dan penuh perasaan
- Ulangi setiap hari, visualisasikan dan rasakan
- Bangun keyakinan baru dengan pengulangan dan emosi
- Atasi rasa takut dengan teknik innercise
- Gunakan papan visual untuk memprogram otak
💡 “Kita bukan makhluk pemalas, kita adalah makhluk yang terjebak dalam pola.”
Dan kabar baiknya: pola itu bisa diubah.
Saran akhir dari John Assaraf:
“Saya ingin hidup saya membuat hidup orang lain jadi lebih mudah—melalui ilmu, kasih sayang, atau strategi.”
Leave a Reply