Category: Financial

  • ITS BORING, BUT WILL MAKE EVEN BEGINNERS MILLIONAIRES IN 2025

    ITS BORING, BUT WILL MAKE EVEN BEGINNERS MILLIONAIRES IN 2025

    5 Kebenaran Mentah Tentang Mencapai $1 Juta Pertama 💰

    Mencapai $1 juta pertama bukan sekadar soal kerja keras. Ada 5 kebenaran mentah yang jarang dibahas ketika membicarakan cara membangun kekayaan—terutama jika kamu memulai dari nol. Ini bukan sekadar teori, tapi berdasarkan pengalaman seseorang yang menghasilkan $1 juta di usia 18 dan puluhan juta dolar setelahnya.


    1. 80% Kesuksesan Adalah Masalah Timing

    Kebanyakan orang sukses akan mengatakan bahwa kesuksesan mereka berasal dari kerja keras, disiplin, dan keputusan yang tepat. Tapi faktor terbesar sebenarnya adalah timing.

    • Memasuki industri yang tepat pada waktu yang tepat bisa membuatmu kaya. Ini berlaku di real estate, pasar saham, kripto, dan bisnis online.
    • Hard work bukan faktor penentu utama. Jika kerja keras adalah segalanya, semua orang yang bekerja keras sudah menjadi jutawan.
    • Kamu hanya butuh beberapa keputusan besar yang tepat. Kesalahan dalam perjalanan tidak masalah selama kamu mengambil keputusan yang benar pada momen yang tepat.

    👉 Bagaimana cara mengendalikan timing?

    Ada dua jenis timing yang perlu kamu pahami:

    1. Market Timing – Peluang yang muncul di ekonomi atau industri tertentu. Misalnya, sekarang adalah waktu terbaik untuk memulai bisnis online.
    2. Career Timing – Posisi kamu dalam perjalanan karier. Kalau kamu baru mulai, jangan mencoba membangun bisnis $10 juta. Fokuslah pada langkah yang sesuai dengan tahapmu saat ini.

    🔑 Kesalahan terbesar banyak orang?

    Mereka mencoba membangun bisnis besar terlalu cepat, tanpa pengalaman atau modal yang cukup. Mulai dari yang kecil, tingkatkan bertahap.


    2. Jangan Ikuti Passion, Ikuti Hasil yang Nyata 🎯

    Mitos terbesar yang membuat banyak orang gagal: “Lakukan apa yang kamu cintai, dan kamu tidak akan pernah merasa bekerja.”

    • Passion tidak selalu menghasilkan uang. Banyak orang yang mengikuti passion mereka berakhir dengan gaji kecil dan perjuangan finansial.
    • Jika kamu mengubah passion menjadi pekerjaan, kamu bisa kehilangan cinta terhadapnya.
    • Yang lebih penting adalah memilih sesuatu yang menghasilkan hasil nyata.

    📌 Solusi?

    Jangan fokus pada “apa yang aku suka?” tapi tanyakan “Apakah ini bisa menghasilkan hasil nyata?”

    Sebagai contoh:

    ✅ Saya tidak memulai agensi marketing karena saya suka Facebook Ads. Saya memulainya karena itu cara paling praktis untuk menghasilkan uang dan membantu keluarga saya.


    3. Kalau Tidak Bergerak Cepat, Kamu Akan Gagal

    Ketika baru memulai, banyak hal akan salah. Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan bergerak cepat.

    • Kecepatan eksekusi lebih penting dari segalanya.
    • Semakin banyak eksperimen, semakin cepat kamu menemukan strategi yang berhasil.
    • Semakin lama kamu menunda, semakin banyak peluang yang hilang.

    🚀 Bagaimana caranya?

    • Jangan berlama-lama di teori. Coba, gagal, perbaiki, ulangi.
    • Jangan takut mengambil keputusan cepat. Setiap kesalahan adalah pelajaran, bukan akhir dari segalanya.

    🔑 Contoh:

    Orang yang mencoba 20 strategi dalam 1 bulan akan selalu mengalahkan orang yang hanya mencoba 5 strategi dalam periode yang sama.


    4. Kamu Tidak Butuh Bisnis Besar, Tapi Minimum Viable Business 🏗

    Banyak orang berpikir satu-satunya cara menjadi sukses adalah membangun bisnis jutaan dolar. Itu salah.

    • Mayoritas orang gagal karena mereka mencoba membangun sesuatu yang terlalu besar sejak awal.
    • Yang kamu butuhkan adalah Minimum Viable Business (MVB).

    💡 Apa itu MVB?

    Bisnis sederhana yang mudah dipelajari, cepat dieksekusi, dan hampir mustahil gagal untuk mendapatkan $1,000 pertamamu.

    Contoh MVB:

    • Foto bisnis lokal untuk Google Listing (banyak yang butuh, bisa dilakukan hanya dengan HP).
    • Copywriting berbasis AI.
    • Appointment setting untuk bisnis yang butuh lebih banyak klien.
    • E-commerce viral tanpa modal besar.

    🔑 Fokusmu?

    Bukan $1 juta, tapi $1,000 pertama.

    Bukan bisnis besar, tapi bisnis sederhana yang cepat menghasilkan.


    5. Perjuangan Bukan Hambatan, Tapi Syarat Kesuksesan 🔥

    Setiap orang sukses pernah mengalami kesulitan. Bukan kesulitan yang menentukan nasibmu, tapi bagaimana kamu menghadapinya.

    • Orang gagal menjadikan kesulitan sebagai alasan untuk menyerah.
    • Orang sukses menjadikan kesulitan sebagai bahan bakar untuk berjuang lebih keras.

    Jika kamu sedang berjuang sekarang, itu bukan tanda bahwa kamu gagal. Itu adalah proses menuju sukses.


    Kesimpulan: Jalan Menuju $1 Juta Dimulai dari Langkah Pertama 🚀

    Sekarang, kamu punya dua pilihan:

    ❌ Tetap di tempat, berharap keajaiban terjadi.

    ✅ Ambil tindakan sekarang, mulai dari langkah kecil yang konkret.

    💡 Langkah Selanjutnya:

    1. Pahami Career Timing-mu. Jangan lompat terlalu jauh. Fokus ke langkah selanjutnya.
    2. Tinggalkan mindset “ikuti passion”. Fokus pada yang memberikan hasil nyata.
    3. Bergerak cepat. Setiap hari tanpa eksekusi adalah hari yang hilang.
    4. Mulai dari Minimum Viable Business. Fokus dapatkan $1,000 pertama sebelum berpikir soal $10,000 atau $100,000.
    5. Gunakan perjuangan sebagai bahan bakar. Semua orang sukses melewati fase ini.

    Tidak ada rahasia khusus. Hanya keputusan untuk mulai sekarang. 🚀

  • WEALTH SECRETS FROM THE RICHEST MAN ALIVE

    WEALTH SECRETS FROM THE RICHEST MAN ALIVE

    “I’ve got mad respect for somebody who believes what they say they believe enough to do something about what they say they believe.”

    Kalimat ini lebih dari sekadar quote keren—ini adalah kunci membedakan mereka yang sukses luar biasa dari mereka yang hanya berbicara.

    Artinya? Percaya itu penting. Tapi jauh lebih penting lagi adalah membuktikan apa yang kita percaya lewat aksi nyata.

    Di artikel ini, kita akan membongkar tiga halaman rahasia dari “playbook” Elon Musk—orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih lebih dari $274 miliar. Kita akan belajar bagaimana prinsip-prinsip sederhana yang ia gunakan untuk membangun Tesla bisa diadaptasi oleh siapa saja yang ingin membangun kekayaan nyata, bahkan dari nol.

    1. Start with a Prototype Framework: Jangan Bangun dari Nol

    Salah satu kesalahan terbesar banyak entrepreneur baru adalah ingin membuat sesuatu yang “belum pernah ada”. Mereka terobsesi dengan keunikan dan orisinalitas—sehingga malah tidak pernah meluncurkan apa-apa.

    Elon Musk berpikir sebaliknya. Saat membangun Tesla, ia tidak memulai dari nol.

    Tesla Roadster pertamanya dibangun di atas kerangka mobil Lotus, sebuah mobil ringan berbahan bakar bensin yang sudah ada. Ia menggunakan platform tersebut sebagai “prototype framework” untuk uji coba mobil listrik pertamanya.

    Apa artinya ini untuk kita?

    • Kamu tidak perlu menemukan kembali roda.
    • Gunakan apa yang sudah ada: internet, marketplace, affiliate program, atau bahkan audiens orang lain.
    • Bangun di atas fondasi yang sudah terbukti berhasil.

    Contoh nyata:

    Myron Golden bercerita tentang bagaimana ia pertama kali belajar internet marketing di awal 2000-an. Alih-alih membuat sesuatu dari nol, ia memanfaatkan internet sebagai platform, bergabung dengan audiens milik orang lain, dan mulai menjual produk sebagai affiliate. Hasil? $6,700 di bulan pertama, jauh lebih tinggi dari target $400-nya.

    Pelajaran besar:

    • Gunakan kekuatan internet.
    • Manfaatkan audiens yang sudah ada (podcast, webinar, konferensi orang lain).
    • Jadi affiliate marketer untuk produk yang sudah terbukti laku.

    Bottom line:

    Sukses bukan tentang menciptakan sesuatu yang “belum ada”. Sukses adalah tentang mengadopsi, mengadaptasi, dan mengoptimalkan apa yang sudah terbukti.


    2. Sell the Premium Product First: Jangan Mulai dari yang Murah

    Saat Tesla meluncurkan mobil pertamanya, harga jualnya mencapai $170,000. Mahal? Sangat. Tapi itulah kuncinya.

    Kenapa mulai dari produk premium?

    • Margin keuntungan lebih besar.
    • Modal bertumbuh lebih cepat.
    • Audiens premium lebih loyal dan lebih menghargai nilai.

    Banyak pengusaha terjebak dengan mindset “jual yang murah dulu, nanti baru naik harga.” Elon Musk membalikkan logika itu: jual yang mahal dulu, lalu gunakan keuntungan untuk membiayai skalabilitas.

    Contoh konkret:

    • Myron Golden memulai karir menjual program seharga $3,000. Awalnya ragu, tapi 2 orang langsung membeli.
    • Ia terus menaikkan harga hingga akhirnya menjual program yang sama seharga $35,000 bertahun-tahun kemudian—dan tetap laris.

    Tips praktis:

    • Kalau kamu punya solusi nyata untuk masalah besar, beranilah memberikan harga premium.
    • Jangan menunggu sampai “merasa layak” untuk naik harga. Naikkan harga, baru upgrade kualitasmu kalau perlu.
    • Orang mengasosiasikan harga tinggi dengan nilai tinggi. Gunakan itu.

    Bottom line:

    Kalau kamu mulai murah, kamu harus bertarung di pasar berdarah. Kalau kamu mulai premium, kamu menciptakan pasarmu sendiri.


    3. State a Powerful Promising Future: Bangun Movement, Bukan Sekadar Produk

    Apa alasan utama Tesla begitu populer?

    Bukan sekadar mobil listriknya, tapi visi besarnya: “Menyelamatkan planet dengan kendaraan listrik.”

    Apakah semua orang percaya visi itu? Tidak. Apakah Elon Musk benar-benar bisa menyelamatkan dunia? Mungkin tidak. Tapi yang penting: ia percaya. Dan ia bertindak berdasarkan kepercayaannya itu.

    Pelajaran besar untuk bisnis:

    • Produk hebat itu penting, tapi visi yang besar lebih penting.
    • Orang tidak hanya membeli produkmu, mereka membeli cerita dan gerakanmu.
    • Jadikan klien dan pelangganmu sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar dari sekadar transaksi.

    Contoh nyata:

    Myron Golden percaya bahwa bisnis bukan hanya ide bagus—bisnis adalah ide Tuhan. Karena itu ia mengajarkan bisnis berbasis prinsip-prinsip Alkitab, bukan sekadar teknik duniawi.

    Pertanyaan refleksi untukmu:

    • Apa janji masa depan yang kamu tawarkan ke pasar?
    • Apa perubahan besar yang kamu ingin lihat di dunia, dan bagaimana bisnismu menjadi alat untuk itu?
    • Apakah bisnismu sekadar untuk mencari uang, atau juga menggerakkan hati?

    Bottom line:

    Bisnis besar dibangun oleh orang-orang yang memperjuangkan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.


    ✨ Penutup: Ubah Cara Mainmu, Ubah Hasil Akhirmu

    Belajar dari Elon Musk, tiga prinsip ini sangat jelas:

    @erwinsnada | 0851 1703 7500

  • HOW TO GET SO RICH YOUR BANK STARTS TO QUESTION YOU

    HOW TO GET SO RICH YOUR BANK STARTS TO QUESTION YOU

    “You’re not competing with your industry… you’re competing with Netflix, TikTok, Slack, and 42 browser tabs.”

    Di tengah lautan konten digital dan meningkatnya biaya iklan, cara lama dalam menjalankan bisnis online tidak lagi cukup. Presentasi ini membongkar bagaimana pemilik agensi dan pengiklan bisa menggandakan leads, konversi, dan penjualan hanya dalam 30 hari, menggunakan AI, psikologi pemasaran, dan sistem split testing berkelanjutan.

    Berikut adalah strategi komprehensif yang terbukti menghasilkan miliaran dolar dalam penjualan—dari cara menulis iklan yang menggoda klik, membangun funnel yang mencetak profit, hingga meluncurkan ribuan varian iklan secara otomatis.


    1. Perang Atensi: Menang dengan Perbedaan

    Dulu, kita bersaing dengan bisnis sebelah. Sekarang? Kita bersaing dengan dopamine dari Netflix, podcast, TikTok, dan notifikasi WhatsApp.

    📌 Realita barunya:

    • Atensi adalah transaksi pertama. Sebelum orang beli produkmu, mereka “membayar” dengan perhatian mereka.
    • Banyak iklan gagal karena membosankan: terlalu umum, terlalu mirip satu sama lain, terlalu “aman”.
    • Solusi? Buat iklan seperti konten, bukan seperti iklan. Gunakan visual atau headline yang tidak biasa. Contoh: pebisnis digital memegang emoji 💩—aneh, tapi menarik perhatian.

    2. 80% Sukses Iklan Ada di Headline

    Setelah menguji lebih dari 1.200 funnel dan menghabiskan lebih dari $20 juta untuk beriklan, ditemukan bahwa headline memikul 80% performa iklan.

    💡 Formula headline:

    • Spesifik + Manfaat besar + Intrik tinggi
    • Gunakan pertanyaan “rasa terbakar” atau kutipan langsung dari pasar (lihat Reddit, Quora, review Amazon)
    • Contoh prompt ChatGPT: “Buatkan 10 variasi dari headline ini. Buat viseral, spesifik, langsung ke intinya, dan tidak lebih dari 45 karakter.”

    3. Lead-in Copy = 11 Kata yang Menggandakan Respon

    💬 Kalimat pembuka iklan sangat krusial. Ganti 10–15 kata pertama, dan Anda bisa melipatgandakan CTR (click-through rate) hanya dengan itu.

    Tips praktis:

    • Ambil testimoni terbaik atau masalah utama dari target pasar.
    • Ubah jadi kutipan di awal iklan.
    • Prompt AI: “Buat 10 versi pembuka iklan Facebook berdasar contoh ini. Fokus pada emosi, spesifik, maksimal 11 kata.”

    4. AI = Leverage Tanpa Batas

    Dengan AI, Anda bisa:

    • Menciptakan ratusan headline dan varian iklan setiap minggu
    • Mengedit kreatif (gambar, teks) untuk mengikuti tren
    • Menilai kualitas iklan dari aspek readability dan sentiment (pakai Hemingway Editor & Center Gem)

    📌 Bonus: Platform Kong.ai yang dibuat dari dataset $7,8 miliar data penjualan digunakan untuk menulis iklan dengan struktur dan gaya copy terbaik. Ia bukan sekadar AI generik seperti ChatGPT, tapi dibesarkan dalam lingkungan pemasaran performa.


    5. Video atau Gambar? Gambar Sering Menang

    Banyak yang berpikir video adalah segalanya. Tapi:

    • Video = inventori premium, mahal, sulit diproduksi masif.
    • Gambar = iterasi cepat, cocok untuk split test dan scale besar.
    • Ideal: kombinasikan keduanya, tapi mulailah dari image ads untuk skalabilitas awal.

    6. Nilai adalah Penangkal Skeptisisme

    Makin banyak “guru digital” bermunculan, makin skeptis pasar terhadap iklan dan janji manis. Maka, memberi nilai di awal adalah senjata utama.

    💡 Strategi konten bernilai tinggi:

    • Lead magnet (eBook, laporan, video training) harus lebih bagus dari produk berbayar kompetitor.
    • Hasil split test menunjukkan free report = biaya per lead paling murah.

    7. Split Test = Mesin Cetak Profit

    Anda bisa melipatgandakan profit tanpa tambah biaya iklan, cukup dengan:

    • Split test headline halaman opt-in
    • Split test copy dan gambar iklan
    • Split test penawaran di dalam funnel

    📌 Tools: Convert.com, Kong.ai, atau ChatGPT dengan prompt headline split testing.


    8. Penawaran yang Tak Bisa Ditolak

    “If your offer doesn’t make you nervous, it’s not strong enough.”

    Sebagian besar bisnis gagal bukan karena iklannya buruk—tapi karena penawarannya lemah.

    Contoh buruk: “Jasa SEO terbaik dengan hasil 100%.”

    Contoh bagus: “Ranking di Google dalam 90 hari atau kami kerja gratis.”

    📌 Cara membuat penawaran “Godfather”:

    • Tulis dulu penawaran paling gila yang bisa Anda bayangkan.
    • Baru setelah itu, kikis sedikit untuk jadi legal dan deliverable.
    • Jangan mulai dari yang aman. Mulailah dari yang membuat Anda gugup.

    9. Fokus Itu Superpower

    Pentingnya menjaga fokus:

    • Hindari melompat-lompat ke peluang baru terlalu cepat.
    • Simpan “shiny object syndrome” dengan membuat front-end offer baru, tapi semua tetap mengarah ke satu produk utama (back-end).
    • Semua jalan menuju Roma—atau dalam konteks ini, ke profit utama bisnis.

    Kesimpulan: Gabungkan Semua Untuk Menghidupkan Mesin Uang Anda

    Dengan menerapkan seluruh strategi ini, Anda tidak hanya akan melihat peningkatan klik dan leads, tapi juga akan mencetak profit secara masif dari:

    • 📈 CTR meningkat > CPM turun
    • 📉 Biaya per lead menurun
    • 🔁 Konversi funnel meningkat
    • 💰 Profit akhir meningkat 2–3x dari input yang sama

    Checklist Tindakan Nyata:

    ✅ Gunakan AI untuk hasilkan headline baru mingguan

    ✅ Split test halaman opt-in tiap minggu

    ✅ Uji lead magnet bernilai tinggi

    ✅ Buat penawaran “Godfather” yang tak bisa ditolak

    ✅ Jangan berhenti di iklan — perbaiki seluruh perjalanan prospek


    “Dalam bisnis, mereka yang memahami pasar lebih baik, mengartikulasikan masalah lebih jelas, dan menyelesaikannya lebih baik—merekalah yang menang.”

  • MY HONEST ADVICE TO SOMEONE WHO WANTS PASSIVE INCOME

    MY HONEST ADVICE TO SOMEONE WHO WANTS PASSIVE INCOME

    “Kebebasan itu mahal, tapi bisa diraih.”

    Kalimat ini merangkum semangat di balik pencarian passive income oleh banyak orang. Dalam sebuah percakapan santai selama liburan, Ali—seorang mantan dokter yang kini menjadi pengusaha—berbincang dengan temannya Harry yang sedang galau dengan pekerjaannya dan bermimpi memiliki penghasilan pasif. Dari percakapan itu lahir serangkaian insight berharga tentang passive income, cara berpikir, dan langkah konkret untuk meraihnya.

    Artikel ini akan membedah percakapan mereka, menyusun ulang ide-ide pentingnya dalam struktur yang runtut, edukatif, dan mudah dipahami—cocok untuk siapa saja yang sedang mencari jalan menuju financial freedom.

    1. Mengapa Orang Mengejar Passive Income?

    🧠 Intisari

    Tujuan utama dari passive income bukan sekadar uang, melainkan kebebasan—bebas memilih pekerjaan, waktu, dan cara hidup.

    📌 Penjabaran

    • Passive income ≠ Tanpa usaha Ali menekankan bahwa kebanyakan orang tidak benar-benar ingin “tidak bekerja sama sekali”, tapi ingin memisahkan penghasilan dari waktu aktif kerja.
    • Motivasi utama: kebebasan Harry, seorang pengacara, merasa pekerjaan tetapnya membatasi. Ia ingin kebebasan untuk bekerja dari mana saja, melakukan hal yang disukai, dan punya kendali atas waktunya.
    • Magic number Harry menetapkan target: £10.000 per bulan dari penghasilan pasif. Ini dianggap cukup untuk menggantikan gajinya dan membiayai hidup ideal.

    📎 Takeaway

    Passive income adalah alat untuk meraih kebebasan hidup, bukan jalan pintas jadi kaya tanpa usaha.

    2. Dua Sumber Daya Utama: Waktu dan Uang

    🧠 Intisari

    Setiap bentuk penghasilan—aktif atau pasif—datang dari investasi waktu atau uang ke dalam suatu sistem.

    📌 Penjabaran

    • Metafora kapal Dunia kerja diibaratkan kapal: kita bisa jadi kru di kapal orang lain (karyawan), atau membangun kapal sendiri (wirausaha).
    • Kerja aktif vs. pasif Bekerja di perusahaan orang lain berarti menukar waktu untuk uang—penghasilan aktif. Agar jadi pasif, kita perlu menginvestasikan uang atau membangun sistem.
    • Opsi umum: tabungan dan investasi Dua cara termudah memulai passive income:
      • Menyimpan uang di rekening berbunga
      • Berinvestasi di indeks saham seperti S&P 500
    • The 4% Rule Untuk hidup dari investasi, dibutuhkan portofolio besar. Misalnya, £3 juta untuk menghasilkan £120.000 per tahun secara pasif.

    Takeaway

    Passive income lahir dari pengelolaan dua sumber daya: waktu dan uang—bukan dari keajaiban.

    3. Membangun Kapal Sendiri: Jalan Cepat tapi Menantang

    🧠 Intisari

    Membangun bisnis sendiri adalah cara paling menjanjikan (namun menantang) untuk menciptakan penghasilan pasif jangka panjang.

    📌 Penjabaran

    • Wujud bisnis pasif Bisa berupa:
      • Produk digital (eBook, kursus online)
      • Properti sewaan
      • Aplikasi atau alat berbasis kode
    • Tantangan internal lebih dominan Rasa takut, tidak percaya diri, dan “tidak punya ide” sering kali jadi penghalang utama untuk memulai.
    • Langkah pertama: “Now, not How” Ali menyarankan tantangan sederhana dari buku Million Dollar Weekend: kirim pesan ke teman dan tanyakan, “Bisnis apa yang cocok untukku?”
    • Identifikasi ide bisnis Temukan irisan antara:
      • apa yang kamu suka
      • apa yang kamu kuasai
      • apa yang dibutuhkan orang lain
      • apa yang bisa menghasilkan uang

    Takeaway

    • Bisnis sendiri bisa jadi mesin penghasilan pasif, tapi butuh keberanian untuk melewati ketakutan awal dan mulai membangun.

    4. Belajar “Memenangkan Pekerjaan”, Bukan Sekadar “Melakukannya”

    🧠 Intisari

    Untuk sukses sebagai pebisnis, kita harus belajar cara mendapatkan klien—bukan hanya menyelesaikan pekerjaan.

    📌 Penjabaran

    • Doing the work vs. winning the work Di dunia kerja, banyak orang ahli di bidangnya, tapi tidak tahu cara memasarkan keahlian tersebut.
    • Kunci bisnis: buat dan jual Semua bisnis bisa disederhanakan menjadi dua langkah:
      • Buat sesuatu yang dibutuhkan
      • Jual kepada yang membutuhkan
    • Bangun keahlian melalui pekerjaan sekarang Misalnya, ikut dalam tim pemasaran, penjualan, atau pengembangan produk di kantor.
    • Belajar sambil jalan Konsumsi pasif (baca buku, tonton video) itu penting, tapi pengalaman langsung dari menjual jasa/produk sendiri jauh lebih berdampak.

    Takeaway

    Pebisnis sukses bukan hanya ahli di bidangnya, tapi juga tahu cara mendapatkan pelanggan.

    5. Kasus Nyata: Membangun Ide Bisnis Harry

    🧠 Intisari

    Harry menemukan ide bisnis potensial dari kombinasi keahlian pribadi dan kebutuhan di komunitasnya: emosional intelligence untuk profesional pria.

    📌 Penjabaran

    • Kekuatan Harry: suka menulis dan punya EQ tinggi
    • Target pasar: pria profesional—khususnya pengacara—yang ingin mengembangkan EQ
    • Monetisasi potensial:
      • Workshop untuk firma hukum
      • Kursus online untuk pria dewasa
      • Konten edukatif via newsletter atau blog
    • Model bisnis awal: membangun audiens lewat LinkedIn dan Substack

    📎 Takeaway

    Bisnis terbaik sering muncul dari gabungan minat pribadi, keahlian, dan kebutuhan komunitas yang kita kenal.

    6. Realita: Disiplin Lebih Sulit dari Ide

    🧠 Intisari

    Bukan kurang ide yang membuat gagal, tapi kurang konsistensi dalam mengeksekusi.

    📌 Penjabaran

    • Harry sempat mulai Ia menulis beberapa postingan di LinkedIn, tapi berhenti setelah dua minggu.
    • Masalah klasik: J-curve Banyak model bisnis (terutama yang berbasis audiens) butuh waktu lama sebelum menghasilkan uang.
    • Butuh stamina, bukan hanya motivasi Rasa “tidak punya waktu” sering kali sebenarnya “tidak menjadikannya prioritas”.
    • Solusi: nikmati prosesnya Temukan cara agar proses membangun terasa menyenangkan, bukan hanya demi hasil akhir.

    📎 Takeaway

    Membangun passive income butuh ketekunan jangka panjang, terutama saat belum terlihat hasilnya.

    Penutup

    Perjalanan menuju passive income bukan jalan tol bebas hambatan. Ia lebih seperti jalan setapak menanjak yang menguji ketekunan, kejelian, dan mentalitas jangka panjang. Tapi bagi mereka yang bersedia melangkah—satu langkah kecil demi satu langkah kecil—di ujung sana terbuka pintu kebebasan yang begitu didambakan.

    @erwinsnada | 0818 750 500

  • Mengapa “Financial Freedom” Sering Menjadi Tujuan, tapi Sulit Dicapai

    Mengapa “Financial Freedom” Sering Menjadi Tujuan, tapi Sulit Dicapai

    Ali Abdaal, seorang mantan dokter yang kini menjalankan bisnis dan channel YouTube dengan tim sekitar 20 orang, membagikan pengalamannya tentang bagaimana mencapai kebebasan finansial. Ia mencontohkan seorang guru di umur 30-an—yang ingin jadi “financially free”—tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Berikut rangkuman poin-poin penting dan langkah praktisnya.


    1. Tentukan Apa Arti Kebebasan Finansial Bagi Kita?

    1. Kenali motivasi pribadi.
      • Kebebasan finansial (financial freedom) bisa diartikan “punya pilihan bekerja atau tidak, tanpa khawatir tagihan harian.” Tetapi tiap orang berbeda.
      • Mungkin tujuannya agar bisa lebih santai bekerja 3 hari seminggu. Atau agar punya waktu lebih dengan anak. Atau mungkin ingin punya rumah tanpa cicilan.
    2. Kebebasan finansial adalah perasaan, bukan sekadar nominal.
      • Ada orang di pedesaan yang cuma butuh Rp10 juta sebulan untuk merasa “aman.”
      • Di sisi lain, seseorang di kota besar bisa merasa belum aman walau punya pemasukan jauh lebih besar.
      • Intinya: Temukan standar kebutuhan dan gaya hidup yang “cukup” untuk diri kita.
    3. Tetapkan nominal kasar.
      • Misal, “Aku mau Rp 20 juta/bulan, supaya bisa menabung plus bayar semua pengeluaran rutin tanpa stres.”
      • Angka ini bisa berubah seiring waktu (karena ambisi kita bisa bertambah), tapi minimal ada target awal.

    Tips: Jangan hanya mengejar “1 Milyar di rekening” kalau ternyata yang kita butuhkan untuk bebas financial jauh lebih rendah (atau sebaliknya). Buat target realistis agar rencana jelas.

    2. Periksa Jarak antara “Goal” & “Rencana”

    Ali menggunakan kerangka GPS: Goal, Plan, System.

    1. Goal: Berapa pemasukan atau tabungan yang kita mau?
      • Contoh: “Ingin dapat Rp 200 juta/tahun.”
    2. Plan: Bagaimana rencana kita saat ini?
      • Jika pekerjaan sekarang hanya menghasilkan Rp 50 juta/tahun, sementara target 200 juta, jelas ada jarak.
    3. System: Sejauh mana kita konsisten menjalankan rencana?
      • Kalau “tidak punya rencana” atau “rencana tidak relevan dengan goal,” harus diubah.
      • Mau tidak mau, kita harus memilih: mengganti goal (diturunkan) atau mengganti rencana (strategi baru yang masuk akal).

    Studi Kasus:

    Seorang guru dengan gaji ±Rp 50 juta/tahun ingin Rp 200 juta/tahun dalam 8 tahun.

    Jika tetap jadi guru, sulit tercapai. Mau tak mau, rencananya harus diubah: misal, buka bisnis atau cari karier dengan potensi lebih besar.

    3. Kurangnya Pengetahuan: Tidak Tahu Jalan Mana yang Harus Ditempuh

    Seringkali orang bilang “Mau kaya,” tapi:

    • Tak pernah baca 1 buku pun tentang cara menghasilkan uang atau soal entrepreneurship.
    • Tak pernah dengar podcast bisnis.
    • Tak punya mentor atau tak pernah belajar secara sistematis.

    Analogi: Untuk jadi dokter, kita kuliah kedokteran, baca textbook, magang, dsb.

    Tapi anehnya, banyak orang ingin “kaya,” tapi sama sekali tidak mau belajar soal “membangun bisnis,” “meningkatkan skill jual,” dsb.

    Pesan: Menjadi pengusaha/menambah pemasukan adalah sebuah skill—bukan bakat lahir. Jadi, kita wajib “kuliah mandiri”: baca buku, dengar podcast, cari mentor.

    3.1. Daftar Rekomendasi Bacaan & Podcast

    Ali menyarankan empat buku berikut (semua tersedia dalam versi bahasa Inggris). Ini akan membantu kita paham “peta” entrepreneurship:

    1. The Millionaire Fastlane (MJ DeMarco).
    2. Million Dollar Weekend (Noah Kagan).
    3. $100M Offers (Alex Hormozi).
    4. Dotcom Secrets (Russell Brunson).

    Juga empat podcast (dari Deep Dive Channel-nya Ali):

    1. Dua wawancara dengan Daniel Priestley (penulis “Key Person of Influence”).
    2. Wawancara dengan Robin Waite.
    3. Wawancara dengan Nicholas Cole.
    4. Wawancara dengan Cody Sanchez.

    Ali yakin, dengan membaca buku-buku dan podcast tersebut, kita akan mendapat “firmware update”—yaitu wawasan bahwa ada banyak pilihan atau “jalur” untuk meraih Rp 200 juta/tahun (atau berapa pun target).

    Kita jadi lebih paham model bisnis, strategi penjualan, cara scaling usaha, dsb.

    4. “Tidak Ada Waktu” Bukan Alasan

    1. Gunakan audiobook & podcast:
      • Saat commuting, mencuci piring, olahraga, sambil jalan kaki.
      • Jangan nonton TV/Netflix berjam-jam, ganti dengan audiobooks setidaknya 30-60 menit sehari.
    2. Stop menghabiskan waktu untuk sesuatu yang dampaknya 0
      • Kalau serius mau kebebasan finansial, cobalah kurangi scrolling media sosial.
      • Ganti dengan: “Belajar sambil jalan” (listen audiobook), “Belajar sambil masak,” dsb.
    3. Day job bukan halangan
      • Kita bisa jadikan jam istirahat kantor atau sisa jam “istirahat makan siang” untuk side hustle, riset, dsb.
      • Banyak “quiet moments” di pekerjaan utama yang dapat dimanfaatkan.

    5. Jaga Kesehatan & Keseimbangan Hidup

    1. Anggaplah diri kita “atlet” di bidang bisnis.
      • Jaga stamina (tidur, olahraga), nutrisi, mental.
      • Pekerjaan sampingan (side hustle) dan pertumbuhan karier harus seiring dengan menjaga hubungan, keluarga, dan hobi. Jangan korbankan segalanya.
    2. Kurangi hal-hal toxic
      • Jangan menonton 5-6 jam Netflix per hari atau nongkrong tiap malam tanpa tujuan.
      • Kalau targetnya memang “finansial,” maka kita perlu “latihan” dan “jam terbang” di dunia entrepreneur, bukan berlama-lama di Netflix.
    3. Bersenang-senang dalam “perjalanan”
      • Menurut Ali, mengejar kebebasan finansial itu ibarat “main game.” Selalu ada level-level berikutnya.
      • Ciptakan “rasa bahagia” ketika membangun bisnis supaya kita konsisten dan tidak cepat burnout.

    6. Bergabung & Belajar Bersama Komunitas Positif

    1. Rata-rata 5 orang terdekat
      • Kita adalah cerminan orang-orang di sekitar. Carilah teman yang sama-sama berambisi menambah income.
      • Misal: adakan “dinner meetup” bareng teman yang ingin punya side hustle.
    2. Konten diet
      • Selain teman, “paparan konten” juga penting.
      • Minimal 1 jam sehari, konsumsi video, buku, atau podcast berkaitan bisnis atau money-making.
    3. Tingkatan selanjutnya
      • Kalau sudah di level 0 (nol) ke 1 (mulai cari 10 jutaan sebulan), kita belajar resource-level 1.
      • Kalau sudah mulai jalan, perlu event mastermind, event workshop, coach, dsb. Step by step seiring perkembangan.

    7. Ingat Bahwa Tujuan Bukan Hanya “Pencapaian Angka,” Tapi Menikmati Proses

    1. Kebebasan finansial pun akan terasa “kurang” jika tak disertai kepuasan batin.
    2. Tak sedikit orang dengan puluhan juta dolar masih merasa was-was, belum “merdeka” secara mental.

    Kata Ali: “Pada akhirnya, jangan lupa bersenang-senang. Seperti main game, selalu akan ada level selanjutnya.”

    Ringkasan: Langkah Praktis dari Ali

    1. Tentukan alasan “Kenapa”
      • Apa yang “financial freedom” berikan yang tak kita miliki sekarang? Pastikan alasannya jelas dan realistis.
    2. Tentukan target nominal + rentang waktu
      • Contoh: “Ingin mengumpulkan Rp1 Milyar dalam 5 tahun” atau “Ingin punya pasif income Rp 20 juta/bulan.”
    3. Periksa apakah “plan” kita sinkron dengan goal
      • Kalau gaji Rp 5 juta/bulan tapi target mau Rp 20 juta/bulan, jelas ada gap. Mau ubah goal atau rencana?
    4. Tambah pengetahuan bisnis & uang
      • Baca 4 buku tadi (MJ DeMarco, Noah Kagan, Alex Hormozi, Russell Brunson).
      • Dengarkan podcast recommended (Dan Priestley, Robin Waite, Nicholas Cole, Cody Sanchez).
    5. Hentikan alasan “tidak ada waktu”
      • Manfaatkan audiobook/podcast di waktu selip (commute, masak, olahraga).
      • Kurangi nonton TV, medsos berjam-jam.
    6. Jaga kesehatan dan mindset
      • Seimbangkan fisik, mental, emosional. Kita ini “atlet bisnis.”
      • Lakukan side hustle.
    7. Bergabung dengan orang sejalan
      • Cari komunitas, teman, acara, dan tontolah konten2 yang mendukung.
    8. Nikmati perjalanan
      • Setiap level akan membuka level baru. Hargai proses, bukan cuma hasil akhir.

    Kesimpulan: Kebebasan finansial itu bisa dicapai, asal mau mempelajari “peta” (caranya) dan mengeksekusi langkah-langkah yang tepat. Kalau kita tak sanggup keluar dari zona nyaman (misalnya menukar jam Netflix demi jam “belajar bisnis”), mungkin lebih bijak kalau menurunkan target. Tetapi kalau kita benar-benar serius, maka gunakan waktu untuk menyerap ilmu, menjaga kesehatan, dan membangun bisnis tanpa mengorbankan segalanya.

    @erwinsnada | 0818 750 500